Selasa, Februari 25, 2020

Perlu Anda Waspadai, 5 Kejahatan Internet

Ilustrasi - kejahatan internet
Tekno, Purwakarta.in | Berdasarkan laporan badan intelijen dan keamanan Amerika Serikat (FBI) menyoroti kejahatan internet di dunia maya yang paling menghancurkan dengan kerugian yang dilaporkan melebihi US$ 3,5 miliar pada tahun 2019. 

FBI mendasarkan laporannya pada 467.000 pengaduan oleh publik ke Internet Crime Complaint Center (IC3) pada 2019.

Data laporan menunjukan, kejahatan yang paling tinggi adalah modus penukaran kartu SIM. Dalam pertukaran kartu SIM, operator nirkabel ditipu untuk mengalihkan SIM yang terhubung ke pelanggan ke SIM kriminal.


Dilansir dari tempo.co, Contohnya satu kasus yang berpusat di San Francisco, penangkapan seorang pemimpin kelompok penukar SIM menyebabkan penyitaan lebih dari US$ 18 juta, lima kendaraan, rumah senilai US$ 900 ribu, dan perhiasan ratusan ribu dolar, kata FBI pada Maret 2019. 


Berikut lima kejahatan Internet yang harus Anda waspadai dan juga menjadi fokus FBI:
1. Pengelabuan (phishing)

Modus dari pengelabuan ini mencakup banyak kategori kejahatan. Korban phishing dan kejahatan terkait berjumlah 114.702 korban, sejauh ini jumlah terbesar dengan kerugian total hampir US$ 58 juta tahun lalu. 


Phishing didefinisikan FBI sebagai email yang tidak diminta, pesan teks, dan panggilan telepon yang konon dari perusahaan sah dan meminta kredensial pribadi, finansial, dan atau login.

"Untuk penjahat, phishing itu murah, mudah, sulit dilacak, dan sering kali efektif. Ini sering mengarah pada jenis serangan lain, termasuk ransomware, pelanggaran data, pencurian identitas, dan kompromi akun email," kata Paul Bischoff, peneliti dan penasihat privasi Comparitech, yang menyediakan layanan untuk keamanan dan privasi data, kepada Fox News.


2. Email palsu


Data pada tahun 2019, terdapat 23.775 kompromi email bisnis dan kompromi akun email dengan kerugian lebih dari US$ 1,7 miliar. Tujuan kejahatan adalah untuk mentransfer dana dari bisnis atau perorangan ke orang jahat.


Modus ini dilakukan dengan mengkompromikan akun email yang sah melalui rekayasa sosial atau peretasan. FBI mengutip kejahatan tertentu seperti akun email pengacara palsu dan permintaan penipuan untuk informasi.


3. Ransomware


Dalam serangan ransomware, data dan file penting dienkripsi dan dikunci, akses diblokir, hingga tebusan dibayarkan. Pada 2019, IC3 menerima 2.047 keluhan yang diidentifikasi sebagai ransomware dengan kerugian lebih dari US$ 8,9 juta.


"Membayar uang tebusan tidak menjamin organisasi akan mendapatkan kembali akses ke datanya," kata FBI, menambahkan bahwa organisasi sering kali tidak pernah diberikan kunci dekripsi setelah membayar uang tebusan.


FBI tidak mengutip salah satu tren ransomware terburuk pada 2019, yang disebut keluarga ransomware Maze. Dalam tindakan ini, penjahat biasanya mengancam untuk mempublikasikan data curian jika korban tidak membayar tebusan.


4. Penipuan yang didukung teknologi


Pada 2019, IC3 menerima 13.633 pengaduan yang terkait dengan penipuan dukungan teknis. Kerugian berjumlah lebih dari US$ 54 juta, melonjak 40 persen dari tahun 2018. Mayoritas korban berusia di atas 60 tahun.


Dalam satu kasus yang dikutip oleh FBI, seorang pria dari North Carolina mencuri lebih dari US$ 3 juta dari ratusan korban. Dia membohongi mereka untuk membayar layanan dukungan teknis yang diakui untuk menyelesaikan masalah tersebut.


5. Penipuan orang lanjut usia


Penipuan finansial ini menargetkan mereka yang berusia di atas 60 tahun. Pada 2019, IC3 menerima 68.013 pengaduan dari para korban dengan kerugian lebih dari US$ 835 juta. 


Kejahatan yang paling umum termasuk penipuan investasi, penipuan romansa, penipuan dukungan teknis, penipuan peniruan pemerintah, dan penipuan keluarga atau pengasuh.

avatar
Redaksi Purwakarta.in Online
Welcome to Purwakarta.in
Chat ke Redaksi