Kamis, Maret 26, 2020

Penyemprotan Disinfektan Basmi Corona Efektifkah? Ini Penjelasan Ahli Mikrobiologi

Ilustrasi - Penyemprotan disinfektan (foto: net)
Purwakarta.in | Pemerintah tengah menggalakkan penyemprotan cairan disinfektan di beberapa tempat. Penyemprotan itu untuk mengantisipasi penyebaran pandemi covid-19 atau virus corona.

Namun sebenarnya seberapa efektif langkah penyemprotan disinfektan dalam membasmi virus corona? Hal tersebut sudah dijawab oleh seorang pakar ahli mikrobiologi dalam saluran Youtube Ganjar Pranowo. Berikut ulasan selengkapnya.

Seperti dalam video unggahan saluran Youtube Ganjar Pranowo pada Minggu (22/3) lalu, terlihat Gubernur Jawa Tengah sedang membahas virus corona atau covid-19 bersama spesialis mikrobiologi klinik Rebriarina Hapsari. Ketika keduanya sedang mengobrol, Ganjar menanyakan kepada Rebriarina seberapa efektif penyemprotan cairan disinfektan.


"Kan ada permintaan mbak, Pak Ganjar mbok tempat saya disemprot gitu. Sebenarnya penting enggak sih menyemprot itu? Kan akhirnya semua seperti demam berdarah dia pikir sehingga seperti nyamuk yang disemprot. Nah si virus itu apa perlu disemprot?," tanya Ganjar.

Tidak Perlu Penyemprotan di Tempat Umum
 
Youtube/Ganjar Pranowo2020
Sontak pertanyaan dari Ganjar dijawab oleh Rebriarina yang menjelaskan sebenarnya tak perlu dilakukan penyemprotan di tempat umum. Ia mengatakan akan lebih efektif jika permukaan yang sering disentuh atau tersentuh dibersihkan dengan cara diusap pakai kain yang sudah diberi disinfektan.


"Untuk penyemprotan di tempat umum menurut saya tidak diperlukan, karena yang lebih efektif justru permukaan yang mungkin tempat terkena virus contohnya di bus kota, permukaan yang sering dipegang orang itu dielap (diusap), sehingga itu akan memberikan waktu kontak yang cukup dari bahan aktif itu untuk merusak virus," jelasnya.

Bahaya Penyemprotan Jika Terhirup

Rebriana juga menjelaskan bahwa adanya tindakan penyemprotan dapat berbahaya jika bahan aktif (disinfektan) terhirup oleh manusia dan masuk ke dalam paru-paru. Ia menjelaskan bahwa paru-paru tak sekuat kulit manusia.


"Perlu diperhatikan kalau misalkan ada penyemprotan di komunitas luar yaitu banyak orangnya. Nah ini akan kita hirup bahan aktif (disinfektan) itu, itu akan berbeda kalau misalkan terkena kulit yang memang kulit diciptakan Tuhan YME lebih tahan. Kalau sampai bahan aktif itu terhirup oleh kita, sel paru-paru kita itu tidak sehebat kulit, itu akan lebih rentan," lanjutnya.


Bisa Menyebabkan Luka di Paru-Paru

Cairan kimia disinfektan yang terhirup dan masuk ke dalam paru-paru akan menyebabkan timbulnya luka. Hal ini juga tengah dijelaskan oleh Rebriarina.


"Menurut saya itu akan menyebabkan luka di paru-paru dan bahkan nanti bisa menimbulkan keganasan," tambahnya.


Berbeda dengan Flu Burung

Rebriarina juga menegaskan bahwa kasus ini berbeda dengan virus flu burung, yang penyemprotannya bisa dilakukan langsung kepada unggas seperti ayam ataupun berbagai jenis burung. Ia mengatakan jika penyemprotan disinfektan terhirup manusia akan dapat menimbulkan kanker pada paru-paru.


"Mungkin masyarakat melihat kalau semprot itu efektif contohnya pada kasus flu burung, di mana burung yang terinfeksi itu disemproti semua. Kita harus melihat karena burung atau ayam itu tidak bisa mandi, sedangkan kita manusia itu bisa mandi dan membersihkan diri sendiri," jelas Rebriana.


"Dan burung atau ayam itu tidak sampai 3 tahun dipanen, mereka itu cepat dipanen jadi kerusakan pada paru-parunya tidak dilihat atau tidak diperhatikan. Tapi kalau kita manusia menghirup bahan aktif seperti itu tentu saja akan membuat berefek luka pada paru dan bahkan bisa menyebabkan misalnya kanker paru, mungkin spesialis paru yang bisa menjelaskan," tambahnya.


Pencegahan Penularan Corona Tingkat Keluarga

Tak lupa Rebriarina juga menjelaskan cara-cara dalam mencegah penularan covid-19 atau virus corona yang dapat dilakukan dalam keluarga. Ia mengatakan peran orangtua dalam membatasi mobilitas keluarganya keluar sangat penting.


"Untuk mencegah covid-19 ini tingkat keluarga, adalah orangtua untuk membatasi pergerakan keluarganya atau mobilisasi untuk bertemu orang lain, itu sangat efektif. Jika sangat dibutuhkan untuk keluar rumah maka kalau bisa hanya yang dewasa, karena dewasa itu bisa mengerti harus ada jarak aman antara orang satu dan lainnya," ujarnya.


Tingkatkan Daya Tahan Tubuh


Ia juga mengingatkan bahwa meningkatkan daya tahan tubuh sangat penting agar tak terinfeksi virus corona. Rebriana menjelaskan makan-makanan dengan gizi serta olahraga teratur dapat dilakukan.


"Kemudian juga menerapkan pola hidup bersih dan sehat, banyak cuci tangan, lalu makan gizi yang seimbang, olahraga itu semua untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak terinfeksi covid-19," jelasnya.

avatar
Redaksi Purwakarta.in Online
Welcome to Purwakarta.in
Chat ke Redaksi