Rabu, September 22, 2021

Dedi Mulyadi Ancam Penambang Larang Dekati Gunung Sindanggeulis Purwakarta


Purwakarta.in
- Dedi Mulyadi pernah berang terhadap penambang karena hutan bambu dibabad hingga gundul. Dedi Mulyadi pun dikenal sebagai tokoh yang peduli terhadap lingkungan terutama keasrian hutan tata Pasundan.

Akhir-akhir ini Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi kroscek informasi kebenaran Gunung Sindanggeulis di Desa Linggasari, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, terbelah oleh aktivitas pengeboman tambang.

“Saya dapat informasi ada gunung belah. Gunungnya itu lagi ditambang. Saya ingin memastikan kabar tersebut sehingga bisa segera mengambil langkah agar tidak meninggalkan problem lingkungan,” ujar Dedi Mulyadi.

Dilokasi, Dedi Mulyadi bertemu dengan tim ahli eksternal dari Unpad yang juga sedang melakukan penelitian mengenai fenomena tersebut. Tim dipimpin langsung Kaprodi Geologi Unpad Dr Irvan Sophian.

Irvan menjelaskan kepada Dedi Mulyadi, gunung tersebut memang sejak awal memiliki pola retakan dan dilakukan peledakan untuk memudahkan proses penambangan. Gunung tersebut memiliki sejumlah kandungan batuan mulai dari yang bertekstur keras, andesit, lempung hingga batuan licin.

“Sebelumnya memang ada pola belah secara alami. Belah ini karena ada pergerakan, bergeser. Di sini kemari hujan lebat jadi secara alamiah bergeser (belah),” kata Irvan.

Irvan menjelaskan, fenomena tersebut bisa terjadi di mana saja. Bahkan gunung serupa yang tidak ditambang bisa terlihat terbelah karena proses alami.


“Ini bisa terjadi di mana saja,” katanya.

Irvan menambakan, pihaknya setelah menalkuakan pemantauan, ia pun sudah merekomendasikan agar menghindari daerah yang terbelah. Sebab bukan tidak mungkin akan terjadi longsoran yang membahayakan jiwa para penambang batu.

“Untuk saat tidak boleh ada yang mendekat karena khawatir longsor. Kita isolasi dulu,” ucap Irvan.

Sementara itu Dedi menilai retakan atau belahan yang ada di gunung tersebut cukup besar dan membahayakan. Sehingga ia meminta pemilik tambang mengikuti arahan tim ahli untuk tidak melakukan pekerjaan di sekitar lokasi.

“Ini jauh dari pemukiman dan tidak begitu berbahaya bagi masyarakat. Tapi ini berbahaya bagi pegawai tambang sehingga dilarang untuk mendekat,” ucap Dedi Mulyadi.

Ia pun menegaskan, meski gunung tersebut berada di wilayah pertambangan namun tetap harus dilakukan pengecekan.


“Sekecil apapun potensi harus diantisipasi jangan menunggu dulu bencana terjadi,” pungkas Dedi Mulyadi.

avatar
Redaksi Purwakarta.in Online
Welcome to Purwakarta.in
Chat ke Redaksi